Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya soal Ngerintis
Studio Rekaman Pribadi atau “Musical Autodidact Series” Part 1. Alat
atau instrument apa aja yang sekiranya diperlukan untuk bikin studio
rekaman pribadi udah pernah Gwe bahas di sini.
Tulisan kali ini adalah kelanjutannya, yaitu lebih ke sejauh mana Gwe
ngegunain alat yang pada tulisan sebelumnya baru pada tahap
persiapan/belum lengkap; dan masalah atau keadaan yang nggak terduga
setelah Gwe terjun memanfaatkan sistem Studio Rekaman Pribadi ini.
Jadi, pada perkembangannya Gwe punya dua paket alat yang bisa
digunakan sebagai studio rekaman pribadi. Paket 1 ada di rumah ortu, dan
Paket 2 ada di tempat Gwe sehari-hari tinggal. Komponen Paket 1 (lebih
lengkap/variatif) diantaranya adalah: Komputer Dekstop, Audio Interface,
Keyboard Arranger, Mic Analog, Gitar Listrik, Speaker Aktif dan
dilengkapi dengan software Digital Audio Workstation (DAW): Pro Tools
dan FL Studio. Sedangkan komponen Paket 2 terdiri dari: Laptop, Mic USB,
Keyboard Controller, Speaker Aktif dan juga dilengkapi dengan software
DAW: FL Studio dan Pro Tools.
Kedua sistem ini kalau mau dimanfaatkan sebagai studio rekaman
pribadi atau rumahan, sebenernya udah cukup. Namun ada satu masalah
utama, yaitu soal input vocal. Memang Mic sudah ada
untuk kedua sistem ini, namun input suara/sound sejatinya membutuhkan
kejernihan/kemurnian suara. Padahal kalau kita hidup di lingkungan umum,
banyak sekali suara-suara yang muncul yang sebenarnya tidak dibutuhkan
untuk kita masukkan dalam rekaman. Entah itu suara motor lewat, suara
aktivitas orang nyuci baju, suara anak-anak bermain, dll. Nah, karena
itu untuk dapat membuat suatu studio rekaman yang bagus perlu adanya ruangan khusus
yang tidak terganggu suara-suara dari luar. Kalau perlu ruangan itu
harus kedap suara. Hal ini akan menjadi masalah kalau ruangan yang kita
miliki terbatas. Memang selama ini, kalau Gwe ngerekam, masih cukup
aman. Input dari Mic cukup bisa mem-filter atau membatasi suara yang
tidak perlu untuk direkam. Namun kalau mau mendapatkan hasil yang
perfect, pemilihan ruangan yang kedap suara tentu perlu dilakukan.
-->
Selanjutnya untuk pemilihan software recording. Untuk keperluan recording music/lagu sebenarnya lebih enak/mudah pake DAW semacam Pro Tools (varian lainnya: Cubase, Nuendo, Pre Sonus), namun harga belinya cukup tinggi. Bahkan Pro Tools menggunakan sistem pengamanan, dimana program baru dapat diaktifkan kalau terkoneksi dengan instrument/hardware buatan M-Audio (kalau untuk aplikasi lain Gwe belum nyoba). Jadi, untuk sementara orang bisa coba pake program FL Studio, karena versi demo-nya dapat di-download secara gratis dan programnya bisa diaktifkan dengan fungsi yang terbatas (versi Full-nya dengan berbagai paket tentu saja juga harus berbayar). Jadi lebih banyak orang yang bisa menjajal program ini.
Selanjutnya untuk pemilihan software recording. Untuk keperluan recording music/lagu sebenarnya lebih enak/mudah pake DAW semacam Pro Tools (varian lainnya: Cubase, Nuendo, Pre Sonus), namun harga belinya cukup tinggi. Bahkan Pro Tools menggunakan sistem pengamanan, dimana program baru dapat diaktifkan kalau terkoneksi dengan instrument/hardware buatan M-Audio (kalau untuk aplikasi lain Gwe belum nyoba). Jadi, untuk sementara orang bisa coba pake program FL Studio, karena versi demo-nya dapat di-download secara gratis dan programnya bisa diaktifkan dengan fungsi yang terbatas (versi Full-nya dengan berbagai paket tentu saja juga harus berbayar). Jadi lebih banyak orang yang bisa menjajal program ini.
Selain kedua hal ini, hal berikutnya adalah soal skill.
Pertama skill dalam menggunakan instrument musik (kalau paham
penggunaan keyboard/piano akan lebih baik, karena program DAW banyak
berinteraksi dengan keyboard/piano), dan yang kedua adalah skill
penggunaan aplikasi studio rekaman pribadi. Kedua skill ini harus
dilatih dan dikuasai agar dapat menghasilkan rekaman musik/lagu yang
enak untuk dinikmati.
Pada prakteknya, karena kesibukkan kerja dan hal laen, Gwe emang
belum banyak berkarya dengan sistem Studio Rekaman Pribadi. Namun di
tempat Gwe belajar musik IT, yaitu di Sekolah Musik Purnomo, Semarang
dengan pengajarnya, mas Alex, sistem ini sudah dimanfaatkan. Ada
sejumlah penggemar musik yang meminta bantuan mas Alex untuk merekam
lagu ciptaannya. Baik dia bermain musik sendiri, ataupun dibantu
aransemennya oleh mas Alex. Dan hasilnya? Menurut Gwe cukup layak
bersaing dengan hasil rekaman di studio professional yang butuh biaya
lebih tinggi. Gwe juga udah bikin rekaman 1 (satu) lagu di sana yang Gwe
beri judul: Havnt’ Luv U, Nyet! Selain untuk rekaman lagu, bisa juga
sistem ini dimanfaatkan untuk rekaman drama atau hal lain. Tapi sayang,
sementara belum bisa Gwe share contoh hasilnya. Nanti suatu ketika ya
kita bisa berbagi…
Sementara, nikmatin dulu aja album Lagu Digital yozar.remixer yang ke-2: 2nd BasyiK. Silakan download di sini:
No comments:
Post a Comment