Setapak demi setapak, Gwe mulai melangkahkan kaki ke dunia musik.
Bukan suatu lompatan yang besar, karena memang perhatian dan upaya Gwe
harus dibagi ke hal-hal yang laen. Dunia nulis fiksi belum sepenuhnya
Gwe tinggalin. Masi ada utang revisi novel ama tugas skenario buat
workshop. Selaen itu kerjaan kantor juga lagi padet-padetnya. Apapun
itu, yang penting sih dijalani dan dinikmati, biar lebih terasa ringan.
Cerita tentang seseorang dalam mengejar mimpi atau harapannya, dan
berbagai upaya yang dilakukannya untuk mewujudkan mimpi atau harapan
itu, selalu menarik perhatian Gwe. Halangan atau tantangan yang muncul
tidak dapat begitu saja mematahkan semangatnya, namun membuatnya mampu
bangkit dan bersikap lebih dewasa.
Cerita semacam ini Gwe wujudkan dalam “Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta”
yang tahun 2011 ini udah terbit dan bukunya berdar di Gramedia
se-Jabodetabek. Khusus untuk cerita dengan tema perjuangan yang
menyentuh dunia musik pernah juga Gwe tulis. Tema besarnya sih mirip
“Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta”, tentang perjuangan seorang pemuda
untuk mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah. Adalah Kira yang lulusan
Sastra Inggris yang akhirnya menempuh jalan musik sebagai pedang
kehidupannya. Awalnya cerita itu berjudul “J-PopS”, kependekan dari
“Juction Popular Story”. Maksudnya sih, waktu itu kan aku lagi
suka-sukanya sama lagu pop dari negeri sakura alias Japanese Pop. Namun
kemudian, agar lebih mudah diterima masyarakat Indonesia dan juga untuk
lebih mengangkat tema cinta di dalamnya, maka cerita itu Gwe ubah
judulnya jadi “Diantara Kau dan Dia”. Berbagai usaha udah Gwe lakukan,
tapi ternyata cerita ini belum diminati penerbit, dan hingga saat ini
masih ‘ngumpet’ di computer Gwe.